Jumat, 07 Juni 2013

Kiat Menangkal Bahaya Akibat Menghirup Polusi Udara

Polusi udara adalah salah satu masalah serius yang dihadapi masyarakat perkotaan. Setiap hari, tak terhitung banyaknya volume asap kendaraan yang kita hirup. Apa ya akibatnya bagi tubuh kita?

Ahli Kesehatan Masyarakat Dr. dr. Hafni Bachtiar, MPH menjelaskan, polusi udara yang berbahaya adalah karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari pembakaran kendaraan bermotor. 

Selama kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar karbon, zat itulah yang akan dihasilkan. “Solusinya, penggunaan mobil listrik bisa mengurangi polusi udara dari karbon monoksida,” kata dr. Hafni.

Karbon monoksida sangat berbahaya bagi kesehatan jika sampai terhirup. Dampak jangka pendek yang dirasakan saat zat tersebut masuk paru-paru adalah dada terasa sesak serta batuk-batuk.

“Tetapi dampak dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius seperti timbul penyakit kanker,” ujar pengajar di Universitas Andalas ini.

Selain karbon monoksida, debu juga bisa mendatangkan masalah serius bila terhirup dan masuk paru-paru. “Bahayanya tergantung dari jenis debu yang kita hirup. Bila kita menghirup debu silika maka akan menyebabkan silikosis, pengapuran dalam paru-paru,” jelasnya.

Kendati demikian, masyarakat bisa menangkal atau setidaknya meminimalisasi dampak polusi. Berikut kiatnya seperti disampaikan dr. Hafni:

•    Penangkal paling efektif terutama dari pengguna dan produsen kendaraan bermotor.  Pengguna kendaraan bermotor bisa meminimalkan pemakaian kendaraan pribadi. Selain itu, gunakan bahan bakar yang mengurangi polusi, seperti solar cell, gas dan listrik.

•    Masyarakat  harus membiasakan diri mengenakan masker. “Tidak perlu memakai masker ideal karena harganya mahal. Masker ideal biasanya khusus dipakai untuk orang-orang yang akan memasuki tempat dengan tingkat polusi tinggi,” katanya.
Untuk sehari-hari masyarakat cukup mengenakan masker yang dibeli di apotek. Penggunaan masker sangat penting terutama untuk menangkal debu agar jangan terhirup. 

•    Hindari wilayah yang memiliki kadar polusi berat. “Di kota-kota besar terdapat daerah-daerah yang kadar polusinya sudah terpantau. Sebisa mungkin hindari tempat-tempat yang tingkat polusinya tinggi,” jelasnya.

•    Radikal bebas yang terhirup sebenarnya bisa dinetralisir dengan makanan yang mengandung antioksidan. Oleh karena itu, masyarakat di kota besar harus mengonsumsi makanan yang banyak mengandung antioksidan, seperti buah-buahan.

•    Penghijauan merupakan langkah baik untuk mengurangi dampak polusi.

•    Masyarakat harus mendukung pemerintah untuk menciptakan transportasi massal demi mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Jika kendaraan bermotor di jalan dikurangi, tingkat polusi udara otomatis akan turun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar